DIKLAT PENYUSUNAN SOAL PAT MODEL AKM DI SMAN 3 SIDOARJO

Sidoarjo - Salah satu fakta yang jelas ada adalah kurangnya literasi membaca pada diri siswa. Teknologi informasi yang berkembang begitu cepat kadang membuat siswa kurang memiliki kemauan untuk membaca secara keseluruhan tantang isi yang diinformasikan. Siswa hanya cenderung membaca informasi awal (baca judul) saja. Ditambah lagi pemanfaatan smartphone dan perangkat informasi lainnya yang seharusnya bisa memaksimalkan siswa dalam menggali informasi,  lebih sering digunakan untuk bermedia sosial dan mengembangkan kreativitas yang kuarang edukatif seperti aplikasi-aplikasi untuk membuat siswa hanya merasa senang.

Bercermin dari fakta di atas,  siswa harus dimotivasi untuk kembali belajar sesuai dengan kapasitasnya sebagai siswa yang seharusnya mengetahui ilmu pengetahuan secara fakta keilmuan. Untuk itulah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI meluncurkan Asesmen Nasional yang salah satu instrumennya adalah Assesmen Kompetensi Minimal (AKM), sebuah model penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi aktif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi numerasi. Hal tersebut didasari bahwa pembelajaran di semua jenjang pendidikan secara perlahan harus diakhiri dengan evaluasi/penilaian yang mendorong siswa berpikir aktif, literatif, kritis, dan analistis.

Untuk merealisasikan hal tersebut, SMAN 3 Sidoarjo melalui bagian Kurikulum menyelenggarakan Diklat Penyususnan Soal PAT model AKM bagi para guru. Diklat kali ini difokuskan pada penyusunan soal PAT Tahun 2021 dengan menerapkan soal-soal model Assesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Diklat penyusunan ini dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2021 dengan narasumber Ibu Dra. Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti, M.Pd (Bu Ernesta) selaku Pengawas Satuan Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Dinas Surabaya-Sidoarjo. Ibu Ernesta selain sebagai pengawas dan pembina juga aktif pada sebagai narasumber pada berbagai seminar, diskusi, workshop kurikulum, pembelajaran, bahan ajar dan penilaian.

Acara yang dibuka langsung oleh Waka Kurikulum, Bapak Asnan Wahyudi, SPd. Dalam Sambutannya Bapak Asnan mengatakan bahwa SMA Negeri 3 Sidoarjo berusaha meningkatkan kompetensi siswa melalui Penilaian Akhir Tahun (PAT) yang secara bertahap menerapkan soal model AKM. Selanjutnya Diklat dibuka langsung oleh Ibu Dr. Ristiwi Peni,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Sidoarjo. Sebelum membuka Diklat belau mengungkapkan, “Semua guru harus mengikuti Diklat ini sampai akhir dan sampai bisa menyususn soal model AKM melalui bimbingan Ibu Ernesta selaku pemateri.”

Selanjutnya Diklat, melalui Ibu Dra. Ernesta Dwi Winasis, M.Pd. dimulai. Ibu Ernesta mengungkapkan mengenai latar belakang dimunculkannya AKM dan mengapa AKM diberlakukan. Secara inti Ibu Ernesta mengungkapkan bahwa soal model AKM berbeda dengan soal yang selama ini diberikan kepada siswa. Soal AKM harus diawali dengan stimulus yang merangsang siswa untuk lebih tahu melalui literasi membaca.   Dan selanjutnya, dalam pemaparannya,  Bu Ernesta menjelaskan proses penyusunan soal berbasis AKM yang meliputi literasi dan numerasi yang setiap soalnya harus memuat unsur Edukatif, Inspiratif,  dan Pesan Karakter. Soal AKM bisa berbentuk soal pilihan ganda biasa, pilihan ganda kompleks dengan lebih dari satu jawaban yang benar, pilhann ganda benar-salah dengaa satu pernyataan, pilihan ganda benar-salah dengan lebih dari satu pernyataan, dan pilihan ganda menjodohkan.  Setelah materi diberikan, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan soal berabasis AKM oleh masing-masing guru.

Kegiatan ditutup dengan presentasi oleh guru yang mewakili rumpun pelajarannya masing-masing. Diskusi antarguru dan narasumber berlangsung sangat interaktif. Melalui Diklat ini, guru guru SMAN 3 Sidoarjo mendapatkan banyak ilmu baru tentang penyusunan soal berbasis AKM. Hal ini diperlukan dalam peningkatan kualitas dari proses belajar mengajar di kelas demi mencapai tujuan pendidikan. Tentunya, guru-guru SMAN 3 Sidoarjo tidak akan pernah berhenti belajar karena guru sejatinya juga seorang pembelajar. Diklat dittutup dengan ungkapan Ibu Ernesta yang sangat layak untuk direnungkan oleh semua guru.  “Ketika guru berhenti belajar sebaiknya berhenti mengajar,” begitu ungkap Ibu Ernesta mengakhiri Diklatnya. (Rasyid SH)

Editor         : Sutomo

Fotografer  : Hajar Ahmad Santoso